Selasa, 23 November 2010
Pindah Website
KAOS DISTRO GROSIR MURAH CUMA RP.35.000 / Pcs
Segera hubungi ke nomor Hp. 081-1816-4192 bisa SMS atau telepon langsung atau bisa invite PIN BB : 29E64B83, siap kirim seluruh Indonesia
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sebelum membeli, harap baca syarat & Ketentuan Pembelian :
1.Harga Rp.35.000 berlaku untuk pembelian minimal 2 lusin kaos, sedangkan untuk pembelian dibawah 2 lusin harga dikenakan Rp.40.000
3. Ukuran kaos hanya tersedia ukuran M dan L
4. Desain , warna, ,merk dan bahan kaos sesuai stok yang ada, yang didapat kemungkinan berbeda dengan terpajang diweb ini.
5. Pembeli tidak dapat memilih desain kaos (kecuali datang langsung ke tempat kami), namun jika ada kaos rusak atau cacat bisa ditukar dengan yg baru,Semua ongkos kirim ditanggung pembeli.
6.Masa waktu penukaran maximal 1 minggu dari tanggal pembelian, dengan syarat kondisi barang dalam keadaan masih baik seperti sebelum barang diterima oleh pihak pembeli.
7. Untuk pemesanan 1-5 lusin akan mendapatkan desain/motif yang berbeda semua, sedangkan untuk pemesanan diatas 5 lusin terdapat lebih dari 2-3 desain yang sama, tapi beda warna
8. Harga belum termasuk ongkos kirim & sewaktu-waktu harga berubah.
9. Setelah transfer pembayaran dilakukan, barang langsung dikemas dan pengiriman dilakukan keesokan harinya.
10. Bukti slip tranfer harap disimpan dengan baik sebagai bukti transaksi.
11. Barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan dengan uang
Setiap pembeli benar-benar memahami dan menyetujui secara sadar syarat dan ketentuan maupun cara pembelian yang dibuat dari pihak bandargarmen.com.
Bagi yang mau berbelanja langsung ke lokasi kami silakan ditunggu kedatangannya
ALAMAT :
KOMPLEK TNI AL GRAHA YALA YUDHA BLOK D22 No.9 , Ciangsana – Cibubur
Tips Memilih Kaos/Tshirt yang Tepat
Bagi kita semua senang mengenakan kaos karena busana kaos sangat simple dan cocok untuk suasana santai. Ada beberapa tips memilih kaos/tshirt yang tepat supaya pas dengan penampilan dan awet. Berikut sejumlah tips memilih kaos yang bisa Anda coba:
- Pilih potongan yang sesuai. Kaos potongan tradisional biasanya lurus, dari bahu ke pinggang. Untuk wanita, potongan ini kurang mendukung penampilan. Selalu periksa garis lengkung di sekitar pinggang. Pilihlahkaos yang ‘ada pinggangnya’.
- Pilih bahan yang fleksibel. Bahan Katun merupakan bahan klasik untuk kaos. Bahan ini dipilih karena alasan yang memang bagus, yaitu mudah dicuci, berpori sehingga pertukaran udara lebih mudah, dan dapat menyerap warna apa saja. Sayangnya jika bahan dari kaos 100% katun, kaosnya jadi gampang berubah bentuk karena mudah mulur.
- Perhatikan potongan leher. Jangan takut untuk berekperimen dengan berbagai potongan leher. Temukan yang paling pas dan Anda menyukainya. Umumnya V-neck akan memberi kesan leher Anda jadi tampak lebih panjang. Boatneck akan menonjolkan bentuk tulang bahu, sedangkan potongan leher rendah akan memberikan kesan seksi. Jika Anda bingung, tak ada salahnya memiliki semua model potongan leher tersebut.
- Rawat dengan baik. Saat panas begini, umumnya kita ingin pakai kaos terus sepanjang musim kemarau. Akibatnya kaos jadi terlalu sering dipakai, yang bisa menyebabkannya berubah.
- Gunakanlah busana santai yang mudah menyerap keringat seperti baju santai yang berbahan katun, polo shirt, gunakanlah celana pendek dan pakaian dalam yang mudah menyerap keringat juga.
Cara Sablon Kaos Step by Step !
Artikel Sablon Kaos tahap-demi-tahap ini kami harapkan dapat membantu keinginan anda untuk berwiraswasta. Mari kita mulai…
Tentunya anda harus menyiapkan bahan dan alat2 untuk menyablon kaos, antara lain:
* Kaos yang akan dicetak
* Papan tripleks sesuai besar kaos
* Rangka/screen dengan gambar yang sudah diafdruk (lihat cara afdruk)
* Rakel yang sudah terpasang di pegangan rakel
* Tinta sablon tekstil (untuk demo ini kami pakai 3 warna)
* Beberapa lembar plastik
* Selotip
* Kain katun perca & air secukupnya untuk lap sisa tinta.
Step 1.
Masukkan tatakan tripleks ke dalam kaos agar tinta tidak merembes ke bagian belakang kaos dan menstabilkan kaos waktu disablon.
Step 2.
Letakkan rangka / screen / kasa sablon di atas kaos. Posisikan gambar sesuai dengan keinginan perancang. Bagian pertama yang akan disablon adalah “Live In” dengan warna HIJAU. Tutupi gambar yang lain dengan selembar plastik dan selotip secukupnya.
Step 3.
Tuangkan tinta sablon di tepi gambar
Step 4.
Tarik cat sablon tersebut ke arah kiri dengan tekanan yang rata. Cukup satu kali tarikan.
Step 5.
Sablon kaos berikutnya sampai semua kaos tersablon dengan gambar bagian pertama.
Step 6.
Letakkan kaos yang sudah disablon sedemikian rupa agar ruang kerja / ruang gerak anda tetap leluasa (tidak menghambat efesiensi kerja). Bersihkan/cuci tinta dari rangka dan siapkan gambar bagian berikutnya (untuk demo ini adalah gambar bagian tengah yang berwarna HITAM). Tutup bagian lain dengan plastik & selotip.
Step 7.
Ulangi step 2 – 6 untuk bagian ke dua.
Step 8.
Ulangi proses menyablonan sampai selesai. Siapkan penyablonan bagian ke tiga
Step 9.
Makin lama makin mudah bukan? Yang penting waktu meletakkan gambar di screen untuk “mewarnai” salib tersebut, posisinya harus tepat.
Step 10.
Sudah hampir selesai proyek ini. Satu bagian lagi…. warna HIJAU (sama dengan warna huruf “Live In”)
Step 12.
Bila semua kaos sudah tersablon, tunggu sampai tinta betul-betul kering sebelum kaos dilipat untuk dikirimkan ke pemesan.
Jangan lupa segera bersihkan screen sebersih mungkin dari tinta sablon untuk pesanan sablon berikut yang sama design-nya.
TIPS: Ada manfaatnya bila anda berlatih Sablon Kaos dulu sebelum menyablon ke kaos pesanan. Semakin banyak anda berlatih semakin lancar prosesnya.
Tips Membuat Denah Lokasi Pernikahan
CORELDRAW: MENGATUR FILM UNTUK SABLON BERBEDA DENGAN UNTUK OFFSET
Sebelum kita membahas bagaimana mengatur film untuk sablon dan untuk offset, terlebih dahulu kita mendifinisikan apa itu film untuk offset dan sablon.
Pengertian film: adalah suatu lembar transparan (plastik atau kertas kalkir) yang berisikan gambar hasil print out dari komputer ataupun gambar tangan, yang nantinya gambar tersebut akan kita transfer ke media berikutnya dalam urutan proses cetak (misalnya screen atau plat).
Nah, untuk teknik cetak offset, gambar yang telah kita buat tinggal kita simpan dalam media penyimpanan data baik itu disket, cd atau flash disk, kemudian kita bawa ke penyedia jasa output film. Penyedia jasa output film inilah nantinya yang akan melakukan output gambar yang kita buat tadi menjadi film yang siap untuk proses pembuatan plat atau master.
Tergantung dari pewarnaan gambar yang kita buat, film yang dihasilkan merupakan hasil pemisahan warna per warna (separasi) yang secara otomatis dilakukan oleh peralatan (mesin) output film. Tanda-tanda register, color calibration bardll, semua diatur oleh mesin/peralatan output. Kecuali untuk cetakan satu warna dengan mesin offset kecil dan menggunakan master (basah atau kering), film bisa berupa hasil print out printer laser diatas kertas.
Sedangkan untuk film sablon, lebih sering kita harus melakukan pemisahan warna per warna terlebih dulu, memberi tanda register yang sama persis untuk setiap warna yang kita pisahkan sebelum gambar kita output menjadi film. Kita tidak mesti harus membawa ke penyedia jasa output film. Kita bisa output sendiri film tersebut dengan printer yang dapat mencetak di atas lembar transparan dan memiliki ketajaman yang tinggi (printer laser).
Perbedaan utama antara film sablon dan film offset dapat kita sebutkan diantaranya adalah :
1. Tanda register yang untuk sablon biasanya harus kita buat sendiri, terutama untuk gambar dengan dua warna atau lebih.
2. Besarnya masukan (overprint) antara warna satu dan warna lainnya.
3. Teknik pemisahan warna untuk warna gradasi.
4. Nilai raster (lpi) untuk gambar-gambar dengan gradasi warna ataupun separasi.
Ada baiknya kita pelajari satu per satu.
1. Tanda register
Misalkan kita memiliki gambar logo sebuah hotel yang terdiri atas tiga warna seperti di bawah ini:
Sebelum kita melakukan pemisahan warna gambar tersebut, kita mesti memberikan tanda register. Biasanya berupa garis tipis saling silang atau dengan tambahan lingkaran di tengahnya. Tujuannya adalah untuk memudahkan penyocokan gambar warna per warna bila sudah berbentuk film, serta untuk pengaturan posisi film di atas screen agar lebih mudah dan lebih tepat. Untuk proses sablon, pencetakan dilakukan secara manual (dengan tangan). Penempatan screen di atas meja sangat menentukan ketepatan gambar hasil cetakan. Pengaturan posisi gambar di atas screen juga menentukan pengaturan screen di atas meja. Penempatan posisi gambar di atas screen yang tidak sama antara warna satu dengan warna lainnya akan menyulitkan operator cetak, bahkan dapat membuat hasil cetakan yang tidak pas (berbayang, tidak “pasti”).
Gambar di atas terdiri dari tiga warna, yaitu kuning, orange dan biru. Setelah kita pisahkan warna per warna, maka kita akan memiliki tiga gambar seperti berikut:
Gambar yang lebih di atas merupakan hasil pemisahan dari tiga warna gambar, yaitu kuning (gambar bintang), orange (dasar dan tulisan “five star hotel”) serta biru (logo tengah). Untuk menjadi film, semua gambar harus berwarna hitam. Sehingga gambar-gambar tersebut akan menjadi seperti gambar yang berada di barisan bawah. Perhatikan bahwa tiap gambar dengan tanda register merupakan kumpulan objek-objek dengan warna yang sama. Apabila di atas warna tersebut terdapat warna lain (di atas dasar orange ada bintang dengan warna kuning), maka warna lainnya di buat menjadi putih.
Langkahnya adalah pertama kita melakukan duplikasi gambar besertat tanda registernya sesuai dengan jumlah warna dalam gambar tersebut. Misalnya gambar memiliki tiga warna, maka setidaknya kita melakukan duplikasi menjadi tiga gambar yang sama. Kemudian pada setiap gambar kita hanya mengambil objek-objek dengan warna yang sama saja. Objek dengan warna lain kita hapus atau kita beri warna putih seperti pada contoh di atas tadi.
2. Besarnya Masukan (Overprint)
Pencetakan dengan sablon adalah pencetakan manual dengan menggunakan screen. Namanya juga pencetakan manual, pastilah memiliki tingkat ketelitian dan ketepatan yang lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan mesin. Karena itu, penempatan warna satu dengan warna lainnya tidak bisa setepat dengan menggunakan mesin. Ambil contoh gambar kita tadi. Dengan teknik sablon, gambar tadi akan mengalami tiga kali proses cetak: yaitu pertama dicetak warna kuning (gambar bintang), kemudian warna orange (tulisan dan dasar), lalu terakhir warna biru (logo). Urutan cetak dimulai dengan warna yang paling muda, diikuti oleh warna yang lebih tua dst.
Karena memiliki tingkat ketepatan yang lebih rendah dari pencetakan dengan mesin, hasil cetakan dengan sablon lebih sering mengalami apa yang disebut dengan misregister atau warna meleset (lihat gambar di bawah).
Untuk mengatasi hal tersebut, film untuk sablon biasanya diberi nilai overprint (biasa disebut dengan istilah “masukan”) yang lebih besar. Tergantung dengan besarnya gambar, nilai tersebut tidak boleh lebih kecil dari 0,2 mm. Jika kita memberikan nilai yang terlalu kecil, maka akan terjadi misregister atau warna meleset pada saat pencetakan. Sebaliknya, nilai masukan yang terlalu besar juga akan menghasilkan cetakan yang seperti memiliki warna lain di luar warna yang kita gunakan.
Pengaturan pemberian masukan untuk film sablon adalah: untuk gambar dengan warna yang lebih muda, gambar tersebut kita perbesar sedikit dengan perintah contour (+ 0,2 mm) ataukah dengan memberikan outline (+0,4 mm). Jadi untuk contoh gambar kita, gambar setiap bintang kita perbesar dengan contour ke arah luar sebesar 0,2mm atau dengan memberikannya outline sebesar 0,4 mm.
Sedangkan untuk warna yang lebih tua kita buat tetap seperti adanya.
3. Pemisahan Warna Untuk Warna Gradasi
Film gradasi warna untuk sablon biasanya terdiri atas warna blok dan warna gradasi dengan titik awal warna putih. Misalnya kita punya gambar dua warna gradasi dari kuning ke merah. Film untuk sablon yang kita buat akan terdiri dari satu film blok (mewakili warna kuning) dan satu film yang merupakan hasil penukaran warna merah dengan hitam dan kuning dengan putih.( lihat gambar). Warna kuning kita buat menjadi satu warna blok (full hitam), karena kuning lebih “muda” dari merah.
4. Nilai Raster (Untuk Gradasi Warna atau Separasi)Screen yang digunakan dalam teknik cetak sablon memiliki ukuran-ukuran yang menunjukkan tingkat kerapatan mesh yang digunakan. Ini dapat digunakan untuk menunjukkan seberapa besar “lubang-lubang” yang dapat ditembus oleh tinta sablon. Makin besar angka mesh screen, makin kecil lubang-lubang itu. Begitu sebaliknya. Perbedaan jenis tinta yang kita gunakan dalam pencetakan akan menentukan nilai mesh screen yang kita pakai. Untuk jenis tinta plastisol atauoil ink misalnya, kita bisa menggunakan screen dengan nilai mesh 130 – 150. Tetapi nilai mesh tersebut tidak bisa kita pakai untuk jenis tinta rubber atau glitter. Tintanya tidak akan tembus. Untuk jenis rubber biasanya digunakan screen dengan mesh 110 atau kurang.
Sebelum kita membuat film untuk warna gradasi atau separasi, sebaiknya kita mengetahui dulu jenis tinta apa yang akan digunakan dalam mencetak. Ini nanti untuk menentukan seberapa besar nilai LPI yang kita tetapkan pada saat output film. Untuk film sablon, nilai LPI yang digunakan biasanya tidak akan lebih besar dari 60. Itu bisa digunakan untuk jenis tinta water base (pigmen), oil ink, ataupun plastisol. Sedangkan untuk jenis tinta rubber, nilainya harus lebih rendah dari itu. Biasanya maksimum digunakan 50 lpi, lebih sering digunakan nilai 30 – 35 lpi.
Teknik Sablon Baju Manual
CARA CEPAT DESAIN KAOS SECARA ONLINE
Tips Usaha Pakaian Murah
TIPS USAHA DISTRO
Distro (singkatan dari Distribution Outlet) untuk produk pakaian memang bisnis yang sedang marak. Ada banyak jenis Distro, yang skalanya sangat kecil, yang mirip dengan pedagang kaki-lima, hingga Distro yang berskala besar, punya tim disainer sendiri, rumah produksi sendiri sekaligus toko yang terletak di daerah yang strategis.
Bagaimana agar tetap survive di bisnis ini, bahkan menjadi serius seperti halnya bisnis lainnya? Pertama-tama yang harus Anda benahi adalah manajemennya. Jika ingin menjadi besar, jangan lagi mengandalkan manajemen dan pembukuan ala kadarnya, ala pertemanan, saling percaya, dll. Perencanaan bisnis juga harus dirubah, dari yang bersifat ‘go with the flow, tiap hari strategi bisa berubah, menjadi perencanaan bisnis yang solid dan ditentukan secara seksama jangka panjang. Untuk bisa maju, harus dipikirkan secara professional, ke arah mana bisnis Distro Anda akan dikembangkan. Beberapa pekerjaan rumah Anda antara lain:
- Lakukan penelitian ulang terhadap bisnis Anda saat ini. Sudah sampai pada tahap manakah Anda melangkah ? Sudah berhasilkah Anda selama ini? Jika sudah berhasil, apa key success factors-nya? Jika belum, apa hambatannya?
- Bagaimana sebaiknya langkah ke depannya? Apakah sasaran target pembelinya sudah tepat? Apakah positioning Distro Anda di benak target pembeli sudah sama dengan yang Anda harapkan? – Jika Anda ingin mengadakan perubahan, apakah itu sebuah perubahan besar atau hanya sekedar perbaikan dari strategi yang sudah dilaksanakan sekarang? Anda perlu jawab beberapa pertanyaan berikut ini:
- Sudah terkenalkah nama Distro Anda? Apakah namanya mudah diingat dan cocok dengan tema style atau disain yang dijual? Perlukah dilakukan re-branding atau memberikan nama baru pada Distro?
- Apakah sudah cukup puas dengan hanya mendisain saja pakaian-pakaian tersebut, tanpa mempunyai tim produksi sendiri? Sanggupkah secara manajemen Anda menangani ekpansi ke produksi?
- Apakah selama ini disain yang digunakan adalah disain ‘bajakan’ alias mencontoh disain brand yang sudah mapan, ataukah disain original hasil kreasi teman-teman sendiri? Apakah disain original Anda sudah mendapat tempat tersendiri di pasar?
- Apakah lokasi yang sekarang digunakan sudah cukup strategis dan memadai?
- Bagaimana selama ini promosi yang sudah dilakukan? Sudah optimalkah? Apakah sudah dipikirkan bagaimana membesarkan brand melalui promosi WOM/ word-of-mouth communication atau promosi dari mulut ke mulut? Menurut pendapat saya, bisnis pakaian jadi akan selalu punya tempat tersendiri. Kita amati sendiri beberapa tahun terakhir ini. Tampaknya bisnis Distro atau factory outlet atau apapun namanya, masih saja digemari konsumen. Mungkin yang berubah adalah jenis produk yang ditawarkan, jenis displaynya, jenis disainnya, dll. Tetapi secara prinsip, bisnis pakaian jadi akan selalu menjanjikan. Jadi lanjutkan berusaha di bisnis ini – keep going!
Jumat, 19 November 2010
Mengenal Bisnis Distro kaos
Kaos distro tak ayal lagi menjadi incaran bagi para pecinta kaos dengan design-nya unik dan keren. Bagi mereka kaos dengan desain yang tidak pasaran memiliki nilai tersendiri, apalagi jika desain, bentuk dan bahannya mewakili hal-hal yang terkait dengan identitas mereka. Mereka berpikir mengekspresikan diri mereka melalui kaos adalah sesuatu hal yang menarik lagi asyik.
Sebenarnya Distro itu lebih menekankan kepada tokonya bukan kaosnya. Distro berasal dari singkatan distribution store. Distro menjadi wadah display atau factory outlet untuk beberapa brand kaos yang ingin menitipkan produk sendiri di toko tersebut. Maka itulah disebut sebagai toko untuk distribusi para brand kaos atau Distribution Store (Distro).
Pada awalnya para produsen kaos ini belum mempunyai tempat pemasaran sendiri atau belum mempunyai toko outlet. Lalu siapakah pelopor berdirinya produsen kaos di Bandung? agak sulit menemukan jawaban yang pasti karena rata2 mereka semua berawal dari usaha kecil dengan gaya promosi dari mulut ke mulut saja.
Adapun clothing company adalah produsen yang memproduksi sendiri semua produk mereka dengan label sendiri pula. Sebuah clothing bisa memiliki toko sendiri atau hanya sekadar menitipkan produk Desain Baju mereka ke distro. Kehadiran sejumlah distro dapat dibilang sudah menjadi sebuah fenomena. Hal ini membuat para pelaku distro tidak lagi dipandang sebelah mata, dan juga sudah menjadi sebuah industri, bukan lagi sebuah usaha kecil-kecilan.
Adalah krisis moneter menjadi pemicunya, dimana melanda Indonesia pada beberapa waktu lalu. Kondisi tersebut mengakibatkan harga produk sandang, pangan, dan papan melangit. Khusus untuk produk sandang atau pakaian, memicu banyak anak muda untuk menyediakan produk ready to wear dengan harga yang terjangkau dan kualitas yang cukup baik.
Selain itu, distro menawarkan desain Baju Distro dan umumnya tidak memproduksi dalam jumlah massal. Karena itu, konsumen tidak perlu khawatir produk distro yang dibelinya pasaran. Hal pertama yang harus dimiliki ketika hendak membuat sebuah distro adalah semangat dan idealisme yang tinggi untuk menjalankan bisnis independen ini.
Menurut pengelola distro Bandung Mode, Irvan Darwin, distro merupakan salah satu industri kreatif yang mungkin paling besar mendapatkan reaksi positif dari masyarakat. Indikasinya terlihat dari tingginya minat masyarakat membeli berbagai produk barang Baju Distro yang dititipkan di distro.
Apalagi pada umumnya berbagai barang yang dijual di distro relatif mengikuti perkembangan kebutuhan anak muda. Karena itu tidak heran kalau semua produk yang dihasilkan clothing relative mendapatkan respons positif dari anak muda. Target pasarnya cenderung ke anak muda, berkisar antara 15-25 tahun. Namun, masyarakat yang berusia 40 tahun ke bawah juga suka membeli produk distro.
Selain memiliki modal awal, bagi yang hendak membuka distro harus juga mempunyai modal lain yang tak kalah pentingnya yaitu kreativitas. Khususnya dalam menghasilkan berbagai produk, seperti t-shirt, dan jaket. Sebab, salah satu ciri khas bisnis distro adalah jumlah jenis Desain Baju barang yang dijual harus terbatas. Karena itulah, tanpa adanya kreativitas yang tinggi, akan mustahil menjual berbagai produk yang “segar”.
Bagaimana ? Apakah anda berminat membuka usaha Distro kaos?